BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Secara
etimologi, Viktimologi berasal dari kata “Victim” yang berarti korban
dan “Logos” yang berarti ilmu pengetahuan, maka secara singkatnya dapat
disimpulkan bahwa Viktimologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai korban,
sementara istilah Viktimologi itu sendiri pertama kali dilontarkan oleh seorang
pengacara kelahiran Rumania, Benjamin Mendelsohn (1947). Tentu saja
viktimologi sebagai keilmuan tidak hanya sesederhana itu mempelajari tentang
korban.
Pertanyaan
yang muncul kemudian, bagaimana batasan mengenai korban itu sendiri? Benjamin
Mendelsohn sebagai penggagas pertama istilah viktimologi, dalam sebuah
makalah berjudul “New Bio-psycho-social Horizon; Victimology” memberikan
batasan mengenai korban dengan upaya pendekatan korban dari segi biologis,
psikologis dan sosial, namun beberapa pakar memberikan kritik terhadap pendapat
ini karena Mendelsohn dalam memberikan pendekatan masih menggunakan
penelitian terhadap petindak pelanggaran (penjahat) yang mana masih menggunakan
perspektif kriminologi yang dianggap sudah agak kuno.
B.Permasalahan
Bagaimana pengertian korban kejahatan menurut Benjamin
Mendelsohn,beserta contohnya ?
BAB II
PEMBAHASAN
Tipologi korban kejahatan.
Mendelsohn membuat
suatu tipologi korban yang di klasifikasikan menjadi 6 tipe, tipologi yang dimaksud
adalah sebagai berikut , beserta contoh yang terjadi disekitar kita :
a.
The
“completely innocent victim”. Korban yang sama sekali tidak
bersalah oleh Mendelshon dianggap sebagai korban “ideal” yang cenderung terjadi
pada anak-anak dan mereka juga tidak menyadari ketika ia menjadi korban.
Contohnya :
JAKARTA, KOMPAS.com — Meski sudah dilarang pemerintah, aksi perpeloncoan terhadap siswa baru masih saja terjadi.
Kepolisian Resor Jakarta Selatan menerima laporan dari salah seorang orang tua siswa sebuah SMA di Jakarta bahwa anaknya menjadi korban kekerasan saat ospek.
"Benar memang sudah ada laporan tentang itu (perpeloncoan). Diduga ada 18 siswa senior yang melakukan aksi kekerasan terhadap korban Ar (15)," jelas Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Hermawan kepada Kompas.com, Kamis (26/7/2012).
Lanjut Hermawan, Ar diduga lehernya disundut rokok. Hal itu berdasarkan hasil visum yang menyebutkan leher Ar terdapat bekas luka karena sundutan rokok.
"Memang baru satu korban yang lapor, tapi diduga ada tiga orang yang menjadi korban. Saat ini kita baru periksa saksi korban, dan akan kita periksa pihak yang dilaporkan serta pihak sekolah," ungkapnya.
Kabar perpeloncoan itu sudah beredar melalui jejaring sosial Twitter. Salah seorang pemilik akun Twitter "berkicau" bahwa salah seorang sahabatnya yang merupakan siswa baru SMA Seruni Don Bosco, Pondok Indah, telah mengalami tindak kekerasan dari kakak kelasnya.
Sementara itu, pihak SMA Seruni Don Bosco, Pondok Indah, hingga Kamis kemarin belum bisa dikonfirmasi terkait dugaan aksi perpeloncoan itu. "Kepala sekolah sedang rapat beserta seluruh guru," ucap Rais, satpam SMA Seruni Don Bosco, Kamis (26/7/2012).
b.
The “victim whit minor guilty” and victim
due to his ignorance”. Korban dengan kesalahan kecil dan korban yang
disebabkan kelalaian dapat dicontohkan :
Sabtu, 29 September 2012 , 10:16:00
BALIKPAPAN - Seorang pelajar SMA, Aditya (16) tewas dengan
kondisi mengenaskan setelah terjatuh dari sepeda motor yang dikendarainya.
Motor milik remaja itu oleng hingga terjerembab ke dalam parit. Peristiwa
kecelakaan itu terjadi persis di depan rumah dinas GM Pertamina Jalan Kutai,
Gunung Dubs, Balikpapan Selatan, Jumat (28/9) sore kemarin sekira pukul 17.15
Wita.
Informasi yang dikumpulkan harian ini, kecelakaan
berawal ketika korban melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Jalan Gunung
Pancur menuju lapangan Merdeka. Saat melintas melewati rumah dinas nomer 79
itu, motor korban tiba-tiba kehilangan kendali saat menikung. Akibatnya,
motor terjerembab di atas parit. Tak sampai disitu, korban bersama motornya
terlempar hingga sejauh 30 meter. Tak ayal korban yang terkapar di atas aspal
meregang nyawa dengan kondisi mengenaskan. "Nabrak parit terus terpental,
ngebut tikungan motornya larut," terang salah satu saksi mata di lokasi
kejadian.
Korban yang diketahui beralamat di kawasan Karang
Jawa, Balikpapan Tengah itu mengalami luka parah dibagian wajahnya, sedangkan
motor jenis Honda Revo bernopol KT 4847 Y mengalami ringsek dibagian depan dan
sisi kanan bodinya. Motor berwarna kuning itu sendiri berjarak 4 meter dari
posisi tubuh korban.
Dari
keterangan sejumlah saksi mata, korban sebelum kecelakaan terjadi diketahui
tengah mengendarai motor berboncengan bersama dua rekannya. Namun, pihak
kepolisian belum dapat memastikan kebenaran informasi tersebut.
Sementara itu, menurut Kasat Lantas Polres Balikpapan
AKP Gde Pasek didampingi Kanit Laka Lantas Ipda Agus Supeno membenarkan,
sebelum kecelakaan terjadi motor korban mengalami oleng. Polisi menduga
kecalakaan terjadi akibat kelalaian korban.
"Motor yang dikendarai dengan kecepatan tinggi
dijalur menikung hilang kendali sehingga mengalami out of control," terang
dia.
Jenasah
korban sendiri selanjutnya dilarikan menuju RS Pertamina Balikpapan (RSPB).
Dari keterangan petugas rumah sakit, korban tewas akibat mengalami cidera
kepala berat (CKB) dan mengalami patah dibagian leher. (noq)
Sumber : http://www.balikpapanpos.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=81018
c.
The “victim as guilty as offender” and “
voluntary victim”. Korban sama salahnya dengan pelaku dan korban sukarela
ini oleh mendelsohn dibagi menjadi
beberapa sub tipe sebagai berikut.
1) bunuh
diri “dengan melemparkan uang logam”;
2) bunuh
diri dengan adhesi;
3) euthanasia;
4)
bunuh diri yang dilakukan suami isteri (misalnya pasangan suami isteri yang
putus asa karena salah satu pasangan sakit).
Contohnya :
Ngabuburit di Mal, Pria Ini Pilih Bunuh Diri
Deddy Pranata - Okezone
Jum'at, 10 Agustus 2012 10:03 wib
Ilustrasi mayat
PALEMBANG- Pengunjung
Palembang Trade Center (PTC) di Jalan R Sukamto Palembang, Sumatera Selatan,
dikagetkan dengan aksi bunuh diri yang dilakukan seorang pria berusia 50 tahun
pada Kamis 8 Agustus sore.
Korban diketahui bernama Syamsul Arifi meloncat dari lantai III. Warga Lrg Himalaya, Sayangan, Palembang, itu meninggal dengan luka parah di kepala.
Korban yang mengenakan celana pendek putih dan kaos hijau itu meninggal seketika di lokasi tanpa sempat mendapat pertolongan medis.
Salah satu keponakan korban, Alwi, mengatakan, pamannya sedang mendapat banyak masalah keluarga, namun dia enggan menjelaskan secara rinci masalah apa yang sedang dihadapi korban.
"Sebelum kejadian, paman sudah pernah mencoba bunuh diri di rumah dengan cara menusuk perut dan melukai lehernya dengan pisau," ujar Alwi, Jumat (10/8/2012).
Saat diperiksa oleh tim forensik Polresta Palembang, kondisi perut dan leher korban masih terbalut perban bekas perawatan akibat percobaan bunuh diri. Saat ini jenazah dibawa ke RS Muhamad Husein, Palembang, untuk diautopsi sebelum diserahkan ke pihak keluarga.
(kem)
Korban diketahui bernama Syamsul Arifi meloncat dari lantai III. Warga Lrg Himalaya, Sayangan, Palembang, itu meninggal dengan luka parah di kepala.
Korban yang mengenakan celana pendek putih dan kaos hijau itu meninggal seketika di lokasi tanpa sempat mendapat pertolongan medis.
Salah satu keponakan korban, Alwi, mengatakan, pamannya sedang mendapat banyak masalah keluarga, namun dia enggan menjelaskan secara rinci masalah apa yang sedang dihadapi korban.
"Sebelum kejadian, paman sudah pernah mencoba bunuh diri di rumah dengan cara menusuk perut dan melukai lehernya dengan pisau," ujar Alwi, Jumat (10/8/2012).
Saat diperiksa oleh tim forensik Polresta Palembang, kondisi perut dan leher korban masih terbalut perban bekas perawatan akibat percobaan bunuh diri. Saat ini jenazah dibawa ke RS Muhamad Husein, Palembang, untuk diautopsi sebelum diserahkan ke pihak keluarga.
(kem)
d.
The “victim more guilty than the
offender”. Dalam hal korban kesalahnaya lebih besar daripada pelaku ini ada
dua tipe yakni :
1)
korban yang memancing dan atau menggoda seeorang untuk berbuat jahat;
2)
korban lalai yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan kejahatan.
Contohnya :
Hebat,Perampok Tewas di Tangan Korbannya
Kamis, November 17, 2011
MAKASSAR -
Seorang perampok di Gowa, Sulawesi Selatan, tewas di tangan korban yang hendak
menjadi sasaran rampokan.
Mayat
perampok tanpa identitas ditemukan jajaran Kepolisian Resor (Polres) di Benteng
Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Rabu (16/11/2011), sekitar
pukul 23.00 Wita.
Mayat yang
diduga korban penganiayaan, ditemukan dengan sejumlah luka di sekujur tubuhnya.
Mayat tanpa identitas berjenis kelamin laki-laki diperkirakan berumur 25 tahun.
Saat
ditemukan mayat mengalami luka tusuk dibagian perut, luka sabetan dibagian
belakang sebelah kiri.
Untuk
pengembangan lebih lanjut, mayat selanjutnya, dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar untuk dilakukan otopsi.
Kepala Sub
Bagian (Kasubag) Hubungan Masyarakat (Humas), AKP Andriani Lilikay membenarkan
penemuan mayat misterius. " Saat ini mayat ada di Rumah Sakit Bhayangkara
untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Andri, Kamis
(17/11/2011).
Ia
menambahkan, pelaku yang membunuh korban tanpa identitas telah menyerahkan diri
ke Polres Gowa.
"
Pelakunya telah menyerahkan diri, dan telah diproses oleh anggota,"
tambah Andri.
Ia
mengungkapkan, berdasarkan pengakuan dari pelaku yang meminta perlindungan
kepada polisi, diketahui bahwa mayat tersebut merupakan perampok yang mencoba
merampok pelaku.
" Jadi,
pelaku ini juga merupakan korban percobaan perampokan, saat hendak dirampok
pelaku melawan. Akhirnya mayat yang ternyata adalah perampok meninggal ditangan
korbannya," kata Andri.
Dikonfirmasi
terpisah, Kapolsek Barombong AKP Rahman, membenarkan perihal penemuan mayat
tersebut. Ia mengatakan pelaku yang sekaligus sebagai korban, saat itu melintas
di kawasan Barombong.
"Pelaku
yang juga korban ketika melintas di Barombong, di tengah perjalanan korban yang
kemudian menjadi pelaku pembunuhan hendak dirampok namun korban melawan yang
mengakibatkan perampok tewas di tangan korbannya sendiri.
AKP Rahman
menambahkan pelaku pembunuhan perampok itu diketahui bernama Sy (32) warga
Kabupaten Takalar.
e.
The “most guilty victim” and the “ victim
as is gultu alone”. Korban yang sangat salah dan korban yang salah
sendirian misalnya terjadi pada korban yang sangat agresif terlebih dahulu
melakukan kejahatan namun akirnya justeru ia sendiri yang menjadi korban
(misalnya penyerang yang mati akibat pembelaan diri dari orang lain yang
diserang).
Contohnya :
Jumat, 3
Agustus 2012
Duel Maut, Pembuat Onar Tewas
Istimewa
Kapolsek
Belitang Ipda Budhi Prasetyo (jaket kulit) mendampingi sejumlah anggota
kepolisian memeriksa jasad Martin
Belitang – Duel maut
yang berujung menewaskan Martin, warga SP 2 Dusun Sungai Maboh, Desa Padak,
Kecamatan Belitang, Selasa malam (31/7) lalu masih diselidiki intensif
kepolisian. Dugaan, duel terjadi akibat dendam yang dipendam sang tersangka,
Kleon, terhadap korban.
Dijumpai
Rakyat Kalbar di Mapolres Sekadau, Rabu (1/8), Kleon mengakui menyimpan rasa
sakit hati dengan korban. Pasalnya korban dianggap sudah sering membuat onar di
kampung tersebut.
“Dia sering
berkelahi dengan cara mengeroyok. Dia dan kawan-kawannya bahkan juga pernah
mengeroyok anak saya, Betus, beberapa waktu dulu,” ucapnya.
Meski pernah
menyimpan dendam, namun tersangka mengaku awalnya tidak ada berniat untuk
membunuh korban. Aksi yang dilakukannya datang spontan karena takut korban dan
rekan-rekannya kembali mengeroyok anaknya, Betus. “Saya juga menyesal sudah
membunuh korban,” kenangnya.
Seperti
diberitakan Rakyat Kalbar, kemarin, warga Padak dihebohkan kasus perkelahian
yang berujung tewasnya Martin, warga setempat, Selasa (31/7) malam sekitar 21.00.
Korban meninggal akibat tusukan keris oleh Kleon, 57 tahun.
Perkelahian
berujung maut itu bermula saat kedatangan Betus, 20, anak tersangka ke sebuah
acara pernikahan yang tak jauh dari rumahnya. Di tempat pernikahan tersebut,
tersangka bertemu dengan Martin, 20, yang tengah asyik menenggak minuman keras
bersama sejumlah rekan-rekannya.
Tak berapa
lama, Betus yang diduga memiliki persoalan pribadi dengan Martin pun terlibat
cekcok. Betus kemudian sempat dianiaya oleh Martin dan rekan-rekannya. Kalah,
Betus pun memutuskan pulang ke rumah.
Begitu
sampai di rumah, Betus lantas menceritakan peristiwa yang dialaminya dengan
Marinus, 24, abang kandungnya. Merasa sang adik dipukuli, menggunakan sepeda
motor Marinus pun mengajak adiknya kembali ke sana.
Ternyata
pembicaraan keduanya didengar Kleon. Takut terjadi sesuatu dengan kedua
anaknya, Kleon bergegas menyusul keduanya di lokasi pernikahan. Namun Kleon
pergi tidak dengan tangan kosong, tapi membawa sebilah keris dan sebuah
gunting.
Belum Kleon
sempat tiba di lokasi pernikahan, ternyata kedua anaknya yang sudah lebih
dahulu sampai langsung ditantang Martin cs untuk berkelahi. Duel pun tidak bisa
dihindari, kalah jumlah, adik dan abang itu pun memilih menyelamatkan diri ke
hutan.
Merasa
lawannya kabur, Martin cs kian beringas dan mengejar keduanya. Dalam pelarian,
Betus dan Marinus sempat berpapasan dengan sang ayahnya, Kleon. Begitu juga
Martin dan rekan-rekannya.
Melihat sang
buah hati dikejar, Kleon langsung berbalik arah mengejar Martin dan keempat
rekannya. Tanpa pikir panjang, Kleon membabi buta menusukkan keris ke arah
Martin dan empat rekannya, masing-masing Joni, Yeskel, Anselmus, dan Lipus yang
masih memiliki hubungan keluarga. Martin yang jatuh tersungkur pun langsung
menjadi bulan-bulanan.
Kapolsek
Belitang Ipda Budhi Prasetyo SSos menuturkan ada tiga luka tusukan yang sangat
fatal di tubuh Martin. “Ada luka tusuk pada bagian dada sebelah kiri sedalam 15
cm, tusukan di punggung sebelah kanan sekitar 1 cm, dan luka tusuk di punggung
kiri bawah sekitar 4 cm,” tutur Budhi.Selain korban Martin, empat rekan korban
juga mengalami luka. Jhoni, 22 tahun mengalami luka tusukan di bagian punggung
kiri bawah sekitar 5 cm, Anselmus, 30 juga mengalami luka tusukan di punggung
bagian bawah.“Yeskel, 18, mengalami luka lecet goresan di pinggang sebelah
kanan. Sedangkan Lipus, 18, mengalami luka sayatan di lengan sebelah kanan yang
membuat dirinya terpaksa harus menerima empat jahitan,” tandas Budhi. (bdu)
Sumber : http://www.equator-news.com/patroli/20120803/duel-maut-pembuat-onar-tewas
f.
The “simulating victim” and the “imagine
as victim”. Korban pura-pura dan korban imajinasi oleh Mandesohn dicontohkan pada mereka yang mengaku menjadi korban demi
kepentingan tertentu atau orang yang menjadi paranoid, hysteria atau pikun. (Iswanto dan Angkasa 2010:28).
Contohnya :
PENUTUP
BAB III
A . Kesimpulan
Medeshon
mengelompokan korban kejahatan sebagai berikut :
1. Korban
tak bersalah sama sekali
2. Korban
karena kelalaian
3. Korban
sama salahnya dengan pelaku
4. Korban
lebih salah dari pelaku
5. Korban
salah satunya bersalah
6. Korban
imajinasi
Daftar Pustaka
Sumber : http://www.balikpapanpos.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=81018
Deddy
Pranata – Okezone
Sumber : http://www.equator-news.com/patroli/20120803/duel-maut-pembuat-onar-tewas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar